Di Indonesia, penyakit memiliki dampak yang luas pada masyarakat. Penyakit tidak hanya membawa konsekuensi finansial, tetapi juga psikologis dan emosi yang berdampak buruk pada kehidupan orang yang terkena penyakit. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia, Indonesia harus menangani masalah kesehatan yang semakin berkembang dan menanggulangi berbagai penyakit yang ada, khususnya penyakit-penyakit yang tergolong paling berbahaya.
Pertimbangan dalam menentukan penyakit yang paling berbahaya di Indonesia meliputi tingkat mortalitas, insidensi, biaya pengobatan, tingkat kekambuhan, penyebab, gejala, dan faktor yang berhubungan dengan penyakit. Berikut adalah 10 penyakit yang paling berbahaya di Indonesia:
- Diabetes Mellitus (DM)
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme yang disebabkan oleh kurangnya ataupun tidak adanya produksi insulin yang diproduksi oleh pankreas. Akibatnya, darah mengandung glukosa tinggi dan menyebabkan kerusakan jaringan tubuh sepanjang waktu. Tahun 2017, WHO (World Health Organisation) menyatakan bahwa di Indonesia, lebih dari 13 juta orang menderita diabetes. - Penyakit Jantung Koroner (CVD)
CVD adalah istilah yang merujuk pada penyebab utama kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Penyakit ini disebabkan oleh obstruksi pada aliran darah akibat kolesterol tinggi dan aterosklerosis. Menurut National Cardiovascular Disease Registry, pandemi penyakit jantung koroner menyebabkan kematian sebanyak 1,8 juta penduduk di Indonesia pada tahun 2018. - Stroke
Stroke merupakan gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh kegagalan aliran darah, sehingga tidak dapat menyediakan oksigen pada otak. Setiap tahun di Indonesia, stroke diperkirakan menyebabkan kematian sebanyak 55.000 orang dengan tingkat mortalitas yang cukup tinggi. - TBC Paru
TBC Paru adalah salah satu penyakit infeksi yang paling umum di Indonesia. Penyakit ini ditularkan melalui udara dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Hasil Survei Kesehatan Kependudukan tahun 2019 menunjukkan bahwa di Indonesia, lebih dari 68.000 orang mengalami TBC Paru setiap tahunnya. - HIV/Aids
HIV/AIDS adalah penyakit yang mematikan yang disebabkan oleh infeksi virus HIV. Infeksi HIV menyerang sel-sel darah putih sistem kekebalan tubuh yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi. WHO memperkirakan bahwa di Indonesia, sekitar 390.000 orang terinfeksi HIV. - Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi vector parah yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini juga dikenal sebagai demam berdarah tropis. Pada tahun 2019, menurut data World Reference Center for Emerging Viruses, di Indonesia tercatat lebih dari 86.000 kasus DBD dengan 203 kematian. - Kanker
Kanker adalah penyakit yang menyebabkan sel-sel yang tidak normal tumbuh secara tidak terkontrol di beberapa bagian tubuh, dengan kanker paru-paru sebagai penyebab kematian tertinggi. BerdasarkanData Nasional Registra Kanker, sebanyak 270.839 kasus baru kanker didiagnosis di Indonesia, dan kanker menyebabkan kematian lebih dari 125.000 orang di tahun 2018. - Ispa
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah salah satu penyakit infeksi yang paling umum di Indonesia. Tingkat kejadian ISPA berkisar antara 20-40% di Indonesia, dan lebih dari 25 juta warga Indonesia terinfeksi ISPA setiap tahunnya. - Alzheimer
Alzheimer adalah penyakit neurologis yang berkaitan dengan kerusakan dan kehilangan sel-sel otak. Insidensi penyakit ini terus meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Data Association of Indonesian Neurologists menunjukkan bahwa lebih dari 200.000 orang di Indonesia mengalami Alzheimer. - Hepatitis
Penyakit virus hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis. Di Indonesia, ada enam jenis hepatitis yang paling umum, yaitu hepatitis A, B, C, D, E, dan G. Menurut Kantor Kesehatan Masyarakat ASEAN, pada tahun 2018 lebih dari 15 juta warga Indonesia terinfeksi hepatitis.
Kesimpulannya, di Indonesia, penyakit-penyakit yang paling berbahaya termasuk diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, stroke, TBC paru, HIV/AIDS, demam berdarah dengue, kanker, ISPA, Alzheimer, dan hepatitis. Menteri Kesehatan sudah menerapkan program untuk meningkatkan pendanaan kesehatan, terutama untuk mencegah dan mengurangi insidensi penyakit-penyakit di atas. Program ini mencakup investasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan olahraga, serta dengan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas melalui BPJS Kesehatan. Ini akan membantu generasi anak muda agar tetap sehat serta mendukung jaminan hari tua.