Abses adalah salah satu penyakit infeksi yang umum terjadi pada tubuh manusia, dan juga seringkali disebut sebagai luka bakar besar dengan cairan nanah di dalamnya. Abses disebabkan oleh bakteri patogen yang menyebabkan kelenjar limfe atau jaringan lunak di sekitar organ dan jaringan tubuh mengalami infeksi.
Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti sakit, demam, sesak napas, batuk, dan masalah kulit yang lebih parah. Jika tidak ditangani dengan benar, abses dapat menular ke orang lain dan menimbulkan masalah lebih lanjut.
Abses secara umum dibagi menjadi dua jenis: abses internal dan eksternal. Abses internal berkembang di dalam tubuh, misalnya pada pembuluh darah, hati, perut, usus, otot, sendi, tulang, dan saluran kemih. Sementara abses eksternal biasanya terjadi di permukaan kulit dan menyebabkan bengkak, kemerahan, demam, nyeri, dan nanah. Meskipun abses umumnya dikaitkan dengan infeksi bakteri, ia juga dapat disebabkan oleh jamur, parasit, atau bahkan virus.
Abses dapat terjadi pada orang berusia dari semua rentang usia dan bisa muncul dari waktu ke waktu tanpa alasan jelas. Namun, beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang rentan terkena abses adalah penyakit kronis, diabetes mellitus, imunitas yang lemah, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, gangguan pada sistem pembuangan, obesitas, asupan makanan yang buruk, ketidakseimbangan hormon, minum alkohol, dan rokok.
Gejala-gejala yang umum terjadi pada orang yang menderita abses adalah sesak napas, batuk, demam, sakit maag, dan masalah kulit, tergantung pada lokasi dari abses. Pada abses internal, gejala yang paling sering terjadi adalah demam, sakit saat berkemih, dan nyeri atau perubahan pada daerah di mana abses terjadi. Sedangkan pada abses eksternal, tanda-tanda yang paling sering adalah bengkak, kemerahan, dan nanah yang mengeluarkan bau busuk.
Untuk mendiagnosis abses, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap dan akan melakukan tes laboratorium, seperti CT Scan, X-Ray, MRI, dan ultrasound untuk menentukan lokasi dan ukuran abses. Bukti yang didapat dari tes ini akan membantu dokter dalam menentukan jenis organisme yang mendasari abses dan mengonsumsi antibiotik yang tepat untuk mengobati infeksi.
Cara pengobatan abses biasanya meliputi penggunaan antibiotik, pembedahan, drainage, dan pemberian obat anti peradangan. Antibiotik berfungsi untuk mengobati infeksi bakteri dan mengurangi peradangan. Prosedur bedah biasanya dilakukan untuk menghilangkan infeksi dan mengeluarkan nanah terkumpul. Drainage merujuk pada prosedur medis yang menggunakan jarum untuk mengeluarkan nanah. Dan obat anti-inflamasi digunakan untuk meredakan gejala dan meringankan rasa sakit.
Selain itu, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah infeksi dan abses. Hal pertama yang dapat Anda lakukan adalah dengan menjaga pola hidup sehat, dengan teratur makan makanan yang sehat, menjaga kebersihan, dan berolahraga dengan benar. Selain itu, selalu pastikan untuk mencuci tangan terlebih dulu sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, serta melindungi luka lecet dengan plaster atau menutupnya dengan kualitas steril.
Pada kesimpulannya, abses adalah penyakit infeksi yang sering terjadi dan dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas, batuk, demam, sakit maag, dan masalah kulit. Untuk mendiagnosis abses, dokter diperlukan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium.
Pengobatan abses termasuk penggunaan obat antibiotik, pembedahan, penampalan, dan obat anti-inflamasi. Selain itu, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah abses, seperti menjaga pola hidup sehat, menjaga kebersihan, dan melindungi luka terbuka dari infeksi.